KETIKA Adam menempati firdaus, dia menikmati fasilitas serba ada surga. Namun, di surga yang serba ada itu, ada yang tidak ada, yaitu teman. Segala fasilitas ilhiah tidak mempan membunuh kesepian Adam. Diapun meminta kawan kepada Tuhan, terciptalah Hawa.
Tata Surya memang udik. Dia berada 30.000 tahun cahaya dari Ibukota Bima Sakti. Namun, “kembaran surga” mengorbit bintang “ndeso” itu. Bintang cebol kuning yang menyalakan kehidupan di salah satu planetnya. Di situlah Tuhan menitipkan Adam, 6000 tahun yang lalu.
Semenjak akal budi disematkan di kepala Adam, dia merindukan teman. Demikian pula dengan keturunannya di planet ketiga dari Matahari, yang sejak 2000 tahun lalu bertanya, apakah kita di semesta yang maha luas ini sendirian? Temukan jawabannya di buku Jejak Kehidupan di Planet Lain!